Pages

Tuesday, November 11, 2014

Untuk, Gie

Untuk, Gie.

Gie.
Aku tau, kita hidup di generasi yg berbeda.
Tapi bolehkah aku sekedar menulis tentang perasaan-ku?
Gie..
Aku mengenal-mu dari sebuah buku bekas yg aku temukan di toko bekas di Kwitang yg sangat panas dan berdebu saat itu. Aku memutuskan untuk membeli buku yg membuat-ku jatuh cinta pada pandangan pertama (ya, aku percaya cinta pada pandangan pertama pada akhirnya) lucu ya?
Soe Hok Gie, catatan seorang demonstran.
Sosok keras, idealis, yg menarik perhatian perempuan seperti aku.
Sampai di rumah, ku buka lembar demi lembar halaman buku itu. Aku tidak ingin menceritakan seperti apa isi buku itu, jika aku ceritakan itu akan menjadi buku juga.
Gie.
Aku selalu mengidamkan sosok lelaki seperti kamu, pecinta alam, vokal, cerdas, peduli dengan keadaan bangsa ini, akan sangat menarik untuk diskusi dengan pujaan hati dan akan sangat menarik untuk mendaki gunung dan menelusuri pantai dengan pujaan hati. Sulit aku temukan dijaman sekarang ini.
Gie..
Mungkin sekarang kamu sedang tersenyum di surga, mungkin bersama Wiji Thukul atau Tan Malaka?
Aku tau cita-cita-mu belum tercapai sampai sekarang, tapi aku akan selalu mencintai sosokmu, Gie.
Kamu tahu Gie? Aku sangat senang waktu film tentang-mu dibuat, aku menonton-nya berkali-kali.
Aku merasakan sosok-mu masuk kedalam jiwa Nicholas Saputra waktu ia berperan sebagai kamu.
Aku merasakan itu.
Gie, apa rasanya mati bersatu dengan alam di Gunung Semeru?
Apa kamu bahagia mati muda? Seperti yang kamu tulis di catatan harianmu?

"Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, yang tersial adalah yang berumur tua. "

Gie, kalau aku terus mencari sosok-mu ada pada orang lain aku kira aku akan menjadi perawan tua.
Seandainya aku hidup di generasi-mu, mungkin aku perempuan yg akan putus urat malunya karena mengejarmu.
Tidakkah kamu merindu akan udara di lembah Mandalawangi?

Aku mengagumi-mu, Gie.

"Makhluk kecil kembalilah. Dari tiada ke tiada. Berbahagialah dalam ketiadaan"

Friday, September 26, 2014

My Favourite Beach









random

Sudah lama aku tidak menuangkan isi hatiku, bukan nya aku sombong tapi sedikit enggan untuk melakukan apapun. Kali ini aku cuma ingin menuliskan tentang apa saja yg ada di otak ku. Oh iya, aku rindu sekali dengan rumah kedua-ku, Bali. Band band asal Bali yg selalu menjadi favorite ku, yg selalu kusambangi tiap kali mereka ada panggung akan datang kesini beberapa hari lagi. Senang dong, sedikit mengobati rasa rindu, walau konser nya tidak seperti di "Bali not for sale" yg ada di tengah sawah, Ubud. Tak apalah, yg penting aku masih bisa menikmati nya dengan hingar bingar Jakarta ini. Kabar gembira nya, uang hasil pembelian tiket ini akan disumbangkan ke WALHI BALI untuk kegiatan aktivis lingkungan disana, seperti Bali Tolak Reklamasi. senang masih ada segelintir orang dari musisi, artis, seniman, orang biasa yg masih peduli dengan alam. Melihat anak muda yg kritis, dan pintar pintar membuat hati ini selalu ingin terus belajar dan belajar dari sekitar. Oh iya, agenda lain nya adalah, aku akan berpergian lagi sepertinya destinasi kali ini ke Dieng dan Semarang. Seperti biasa, aku sendirian, aku memang orang yg tidak suka bergantung pada orang lain jd buatku ini adalah hal yg menyenangkan dan sama sekali tidak menakutkan. Rasa rasanya lebih menakutkan naik angkutan umum di Jakarta ketika malam hari. Tuhan bersama orang yg berani, dan Alam Semesta ini memberkatiku. :)

Friday, July 11, 2014

Humans

Sampai detik ini aku masih bernafas, saat ini aku menulis ini sambil menitikkan air mata, dan sampai detik ini aku masih tidak mengerti dengan manusia. Sambil mendengarkan alunan musik, dari John Lennon yg berjudul Imagine. Seperti lagu tersebut, aku hanya bisa ber-Imagine, dimana kita semua akan hidup secara berdampingan, damai, saling melengkapi, saling menjaga semesta ini, bumi ku yg sudah tua, sudah lelah, sudah terlalu banyak menyerap darah-darah manusia yg berperang, perang saudara, perang agama, perang wilayah, perang karena perbedaan pendapat, apapun itu. Aku masih tidak mengerti, mengapa sebagian dari kalian masih mengedepankan Ego, masih memilih kepada siapa kalian akan berempati, kepada siapa kalian akan saling mengasihi, Agama yg mana yg akan kalian rangkul, Ras mana yg cocok berdampingan dengan kalian, apakah kasih sayang dan keadilan harus berdasarkan itu semua?
Sebagian dari kalian masih tidak mempedulikan baik atau buruk nya dogma dogma yg sudah mendoktrin kalian.
Sedih, kecewa, lelah melihat orang orang berteriak, merasa paling benar sendiri, merasa paling suci, menuding satu sama lain, menghalalkan kekerasan, saling melukai, dan saling membunuh. Tuhan, pada dasarnya tidak beragama. Apa Tuhan akan bertanya kepada ciptaan nya saat ciptaan nya berbuat baik? Akan kah Tuhan akan bertanya "Apa Agamamu? Apa Ras-mu?" Aku yakin, Tuhan adil.
Sebelum beragama, akan lebih baik jika kita menjadi Manusia terlebih dahulu. Dan sebagai Manusia, baiknya kita tetap pada batasan kita, jangan melewati batas Tuhan.

Imagine there's no countries, it isn't hard to do. Nothing to kill or die for, and no religion too. Imagine all the people, living life in peace. - John Lennon

Wednesday, May 21, 2014

Priority isn't mine.

Actually, i don't want to leave you alone with a bad situation. But i can't.. I am just nothing. Still nothing.. You're my priority, but i am not. I should face who the one i loved with smile, while i should fighting with my broken heart at the same fucking time. Even if it leads nowhere..

Wednesday, May 14, 2014

The truth

I have to face the truth, when it comes to love, I dont know who I am. And until I find out, I can't be with anyone.

Monday, May 12, 2014

Random

I am lost, i am vain. I will never be the same without you....

Friday, March 7, 2014

Penat

Bersama pun kita tidak, penat yg kurasakan sekarang karena polusi jiwamu merasuk ke kepalaku. Aku bosan, aku menghindar tapi engkau selalu datang. Entah sekedar memberi ku joke joke kecil, namun selalu bertepatan dengan niatku untuk menjauh. Begitulah hebat nya kamu, bertemu pun jarang, sering sih waktu dulu kita masih bersama.
Aku mengagumi mu, sungguh. Kamu merekat seperti lem, merekat sudah di otak ku. Tidak enak ya jadi aku? Melangkah pun selalu salah. Tidak melangkah pun aku merasa bodoh ada di tengah tengah gapura zona terlarang yg harus nya tidak aku masuki. Siapa aku ini? Bukan siapa siapa.